Selasa, 12 Februari 2013

Lestarikan Bahasa Jawa dengan Referensi yang tepat

Indonesia memiliki beragam budaya yang terdiri dari 33 provinsi. Dimana tiap provinsi memiliki budaya maupun bahasa yang berbeda. Salah satunya bahasa Jawa. Untuk tetap melestarikannya adalah tetap menggunakannya untuk berkomunikasi.
Namun saat ini bahasa Jawa cenderung mengalami banyak penurunan dalam penggunaannya. Hal ini dilihat banyak generasi muda yang memang kelahiran atau sejak kecil tinggal di Jawa tetapi tidak bisa berbahasa Jawa. Kalaupun bisa yang dipakai itupun bahasa Jawa ngoko, padahal itu hanya bisa digunakan untuk teman sebaya atau yang lebih muda. Jika digunakan untuk orang yang lebih tua akan dikatakan tidak sopan. Hal ini  dikarenakan, ketika berbicara dengan orang yang lebih tua harus menggunakan bahasa Jawa kromo inggil.
Mengapa banyak generasi muda yang tidak bisa berbahasa jawa dengan baik? Selain karena tidak banyak atau jarang digunakan, referensi atau buku-buku yang menggunakan bahasa Jawa saat ini masih banyak yang belum benar – benar tepat penulisannya.
Misalnya ada beberapa buku bahasa Jawa yang menuliskan kata nyilih dengan nyileh, nyuwun dengan nyuwon, sampun dengan sampon dan lainnya. Jika sudah benar-benar paham penulisan bahasa Jawa, kesalahan sederhana ini mungkin tidak masalah. Permasalahannya adalah apabila yang membaca itu orang yang baru belajar bahasa Jawa, hasilnya akan sangat fatal. Mengapa? Karena jika baru belajar saja sudah salah bagaimana selanjutnya nanti ketika menerapkannya.
Jika rambu-rambunya saja sudah salah, bukan tidak mungkin akan dilanggar. Padahal dalam melestarikan budaya khususnya bahasa perlu benar-benar diperhatikan penggunaannya.
Namun hal ini tidak akan ditemukan di buku berjudul Sinau Unggah-Ungguhing Boso Jawi karangan Partini B, M.Hum. Penulis memberikan tulisan yang benar-benar tepat. Mulai dari penulisan kata-kata yang tepat hingga bab-bab maupun hal-hal yang dituliskan juga bermanfaat. Misalnya di wulangan VIII (baca : bab 8 ) di halaman 136 dijelaskan mengenai tata krama. Dimana dalam berkomunikasi atau bersosialisasi dengan sesama harus disertai sopan santun. Karena sopan santun merupakan dasar untuk menjalin hubungan atau sarana bersosialisasi dengan orang lain baik tua maupun muda.
Buku ini benar-benar tepat untuk guru maupun siswa bahkan umum yang ingin memperdalam kemampuan bahasa jawa nya. Ada cuplikan kisah-kisah wayang kulit, perilaku budi pekerti, aksara jawa (huruf jawa) dan lainnya. Buku ini juga disertai latihan-latihan  soal. Sehingga pembaca akan langsung dapat melatih kemampuannya. Salah satunya latihan menulis dengan aksara jawa.
Karena dengan tetap menggunakan bahasa Jawa secara tidak langsung juga telah melestarikannya. Terlebih dalam bahasa Jawa ada tingkatan-tingkatan. Misalnya bahasa jawa ngoko, kromo inggil, kromo madya dan lainnya.

0 komentar:

Posting Komentar