Kamis, 27 Desember 2012


Kemah Remaja Pendidikan Karakter Jatim
Wagub : Pramuka Penghalang Dampak Negatif Globalisasi


Di era globalisasi, Pramuka (Praja Muda Karana) dipandang sebagai organisasi yang sudah ketinggalan jaman. Untuk menghapus anggapan tersebut Pramuka harus berinovasi dan berprestasi sehingga bisa mengharumkan nama bangsa. Pramuka diharapkan dapat menjadi benteng penghalang dampak negatif globalisasi. Para siswa yang tergabung dalam Pramuka harus siap meraih prestasi mulai dari sekolah dan aktif melakukan berbagai kegiatan dengan motto “Sepi ing Pamrih Rame ing Gawe”. Ajakan tersebut disampaikan Wakil Gubernur Jawa Timur yang juga sebagai Ketua KWARDA Gerakan Pramuka Provinsi Jawa Timur Drs. H. Saifullah Yusuf, pada pembukaan Kemah Remaja Pendidikan Karakter Tahun 2011 di Hotel Purnama Batu, Malang, Jawa Timur, Selasa (13/12).

Pembukaan Kemah Remaja SMA Pendidikan Karakter Provinsi Jawa Timur ditandai dengan pemukulan kentongan Oleh Wagub Jatim yang akrab dipanggil dengan sebutan Gus Ipul. Wagub didampingi oleh Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur, Dr. Harun, MSi, MM.
Dalam pidato sambutannya, Gus Ipul menyampaikan, kegiatan pramuka merupakan jembatan antara sekolah dan rumah yang mengajarkan mencintai alam dan sesama. Melalui kegiatan Pramuka siswa akan di cetak menjadi pemimpin masa depan. Oleh karena itu, Pramuka wajib diminati oleh siswa, Pramuka harus memiliki daya tarik untuk mengajak siswa lain yang belum menjadi anggota pramuka.

Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur Dr. Harun, MSi, MM, dalam laporannya mengatakan, melalui ’Kemah Remaja Pendidikan Karakter 2011’ diharapkan para siswa memiliki potensi karakter kepemimpinan yang sesuai dengan tujuan pendidikan formal. Selain itu, terbantunya peserta didik dalam pelaksanaan pembudayaan dan pemberdayaan nilai-nilai karakter bangsa.

Kemah Remaja Membangun Potensi dan Karakter Siswa

Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur bekerja sama dengan Kwarda Gerakan Pramuka Jawa Timur menggelar kegiatan Kemah Remaja Pendidikan Karakter 2011. Acara berlangsung di Hotel Purnama, Kota Wisata Batu, Malang, Jawa Timur, pada 13-21 Desember 2011. Sebanyak 1.100 siswa Sekolah Menengah Atas dari seluruh Jawa Timur mengikuti Pendidikan Karakter yang berhubungan erat dengan kepramukaan ini.

Ketua Pelaksana Drs. Hudiyono M. Si menjelaskan, kegiatan Kemah Remaja Pendidikan Karakter digelar dalam dua tahap. Tahap pertama berlangsung pada 13-15 Desember diikuti oleh 600 orang peserta, sedangkan tahap kedua pada 19-21 Desember, diikuti oleh 500 orang peserta. Semua peserta yang hadir merupakan siswa sekolah SMA/SMK perwakilan dari kabupaten/kota se-Jatim. Kegiatan ini merupakan revitalisasi Gerakan Pramuka untuk pengembangan karakter generasi muda agar memiliki pribadi yang unggul dan tangguh sebagai bekal dalam menghadapi persaingan global. Kegiatan yang harus dipahami para peserta mulai dari Ceramah Umum, Dinamika Kelompok, Kontrak Belajar, Indoor Activity, Outdoor Activity, Outbond, Refleksi, Open Forum dan tindak lanjut.

Acara ini dikemas melalui pengalaman pembelajaran nyata secara menyenangkan dan mendidik sebagai seorang pramuka yang memiliki Kecerdasan Spiritual (Olah Hati ), Kecerdasan Fisik (olah Raga), Kecerdasan Intelektual (Olah Pikir) dan Kecerdasan Emosional (Olah Rasa) . Sekaligus memperkenalkan serta menumbuhkembangkan 18 karakter yang tercantum dalam Kurikulum Pendidikan Karakter,Dinas Pendidikan dan Kebudayaan. Adapun 18 karakter itu adalah Religius, Jujur, Toleransi, Disiplin, Kerja Keras, Kreatif, Mandiri, Demokratis, Rasa Ingin Tahu, Semangat Kebangsaan, Cinta Tanah Air, Menghargai Prestasi, Bersahabat/Komunikatif, Cinta Damai, Gemar Membaca, Peduli Lingkungan, Peduli Sosial, dan Tanggungjawab.

Hudiyono menambahkan, persiapan untuk melaksanakan kegiatan ini telah dilaksanakan cukup lama. Hal pertama yang dilakukan adalah berkoordinasi dengan Kwartir Nasional cabang Jatim. Tujuannya agar strategi pelatihan se-Indonesia terstandar. Sehingga di dalam pelaksanaanya nanti antara Kwarda, perguruan tinggi dan Dinas Pendidikan Provinsi ada kesepahaman. Pendidikan karakter sangat tepat untuk para siswa, sebab saat ini distorsi anak-anak terhadap perilaku, karakter, bela negara, sopan santun dan sebagainya kian memprihatinkan. Para siswa mengalami gangguan dengan adanya sistem informasi dan berita-berita dari media yang tidak seimbang, sehingga membuat mereka menjadi bimbang dan bingung. Melalui pendidikan karakter, khususnya kepramukaan, para siswa dihadapkan pada nilai-nilai kebenaran dan kejujuran.

Outbound Lapangan dan Outboond Pikiran

Kegiatan Kemah Remaja Pendidikan Karakter diwujudkan dalam bentuk outbound di lapangan. Sedangkan untuk mematangkan kestabilan dan kematangan jiwa serta emosi, peserta diberikan kesempatan berdiskusi bersama (outbound pikiran) sesuai dengan permasalahan yang telah ditetapkan panitia.

Pada kesempatan yang sama, Dr. Suyatno M.Pd selaku Pengurus Gerakan Pramuka Kwarda Jatim menjelaskan, kegiatan pendidikan karakter seperti Ini sangat bermanfaat bagi anak-anak, minimal memberikan pengalaman baru, karena yang namanya pendidikan karakter itu tidak akan bisa tercapai kalau tidak ada pengalaman, dan pengalaman yang terus bertumbuh itulah pada akhirnya akan membentuk sebuah karakter. Bila hanya sekedar menceritakan saja karakter tak akan bisa terbentuk, karena karakter itu moral of knowing, moral of filling dan moral of thinking. Dalam kegiatan ini kita polakan kegiatannya lewat cara belajar yang menyenangkan, di sini peserta juga diminta menulis surat ke orangtua secara pribadi tentang kesan dia selama mengikuti kegiatan selama tiga hari. “Dalam pandangan saya di Indonesia pramuka itu sebenarnya dipentingkan dari aspek informal saja, harusnya kegiatan ini wajib dilaksanakan di sekolah. Sebab jika tidak ada gerakan pramuka yang menaungi pemahaman tentang pendidikan karakter pada anak-anak, maka pribadinya akan lumpuh.” Jelasnya.

“Pendidikan itu tidak boleh dibingkai oleh ketakutan, tapi perlu dilihat resikonya, hal ini berkaitan erat dengan manajemen resiko. Harapan saya gerakan pramuka ini berkembang seiring sejalan dengan perkembangan pendidikan di Indonesia. Pramuka menjadi bagian dari hidupnya dan menjadi sebuah kebutuhan. Pramuka sangat penting, sepenting orangtua menyekolahkan anaknya.” Tegasnya.



Peserta Pendidikan Karakter tidak saja berprestasi di bidang akademis, tetapi juga non akademis. “Melalui kepramukaan inilah saya rasa jalan yang paling tepat. Saya melihat ada penerapan nilai-nilai karakter di dalam kemah remaja ini.” Drs. Boedi Oetomo yang akrab disapa Kak Ganet ini menjelaskan arti dari setiap permainan dalam outbond yang diikuti para siswa.

Dalam Pendidikan Karakter, menurut Kak Ganet, ada beberapa permainan yang mengandung beragam filosofi, contohnya bola bergulir yaitu menggulirkan bola dari hulu kehilir melalui sebilah bambu, jika bola jatuh harus kembali keasal dan dimulai dari awal. Permainan ini mengandung arti bahwa hidup itu tidak mulus ada hambatan-hambatan di dalamnya. Ketika bola pimpong di gulirkan, anak tersebut membutuhkan ketenangan dan konsentrasi, kerjasama, kinestitisnya harus seimbang. Dia menjaga agar temannya bisa menerima bola itu dengan tenang, kecerdasan emosional, kesabaran, kepercayaan diri, komando, kecepatanggapan, komunikasi strategi, kerjasama tim, kepercayaan pada kompetensi teman, dan kesadaran memberikan sesuatu harus dengan ikhlas ada di permainan ini.

Kemudian ada permainan jembatan manusia, di mana peserta dibekali sebatang kayu sebagai tangga untuk temannya bergerak menuju ke satu tempat. Di sini intinya siswa diajarkan untuk berorganisasi, jika seseorang ingin terjun dalam sebuah organisasi, rasa berkorban itu harus ada demi organisasi itu mencapai tujuan. Temannya dipanggul dengan sebatang kayu sampai ke finish. Penanaman pengorbanan di sini tampak jelas, ini memperlihatkan bahwa berkorban untuk negara, berkorban untuk bangsa, dimulai dari berkorban untuk teman sendiri. Kemudian ada zona ceria, zona ini sebenarnya adalah zona tantangan, di mana ada beberapa tantangan, yang harus dihadapi para siswa. Mereka harus merayap, lari zig zag, ada hole in one, meniti keseimbangan, dll. “Intinya, dalam belajar itu ada tiga ranah, yaitu audio, visual dan kinestetis, di sini kinestetisnya diolah, betul-betul fisik yang dilatih.” Papar Kak Ganet.

Selain outbond di lapangan terbuka, siswa juga diberikan outbond pikiran. Kegiatan ini mengasah ketrampilan berpikir kreatif, kritis serta aktif (Analytical Thinking). Siswa dilatih untuk berpikir cepat dalam menyelesaikan dua belas problem di kelompoknya. Dalam satu jam mereka harus menyelesaikan bermacam-macam problem yang diberikan si pelatih. Siswa juga diharuskan membuat struktur organisasi, surat, dan kemudian disuruh untuk memecahkannya, seperti problem solving tetapi dalam waktu yang cepat, ini juga disebut dengan manajemen pikiran, mereka dibagi dalam beberapa grup. Di sini, mereka juga dilatih tentang sopan-santun dan saling menghormati, latihan ini disebut Pengembangan Kepemimpinan. Di samping itu juga diajarkan body language dan table manner.

Beberapa siswa memberikan kesannya selama mengikuti kegiatan ini. Mereka adalah :

Aditya Bayu Wardhana, SMAN 1 Wonoayu Sidoarjo

“Saya sudah mengikuti pramuka saat SD, dulu saya ikut Persami, namun setelah SMA saya lebih aktif di olah raga basket. Ternyata, setelah ikut kegiatan di sini sudah ada peningkatan, terutama materi-materi yang diberikan para kakak, juga outbond dan pendidikan karakter lainnya, sangat bermanfaat. Para pembimbing menurut saya sudah memberikan yang terbaik, dengan tema pendidikan karakter, menjadikan sesuatu yang positif dan saya bisa sharing dengan teman-teman pramuka yang lain.” Kata sekretaris umum OSIS. “Di sini kita juga dilatih untuk berorganisasi dan memeroleh pengetahuan tentang hal-hal yang positif untuk para remaja, pokoknya kami memeroleh manfaat yang sangat berguna tentang pembangunan karakter yang berkaitan erat dengan masa depan kami.” Tambahnya.


Cindy Azianis Putri, SMAN 3 Sidoarjo

Buat Cindy, selama dua hari mengkuti kegiatan pendidikan karakter, ia merasa sama seperti kegiatan-kegiatan yang pernah diikutinya. Kegiatan seperti ini manfaatnya banyak, salah satunya kita semakin percaya diri. Dari kegiatan seperti ini ia juga bisa mengenal teman-teman yang berasal dari kabupaten lain dan bisa mengenal bahasa teman-teman yang berbeda daerah tersebut. Baginya, berkat perbedaan itu ia dan rekan-rekannya menjadi semakin akrab. Inilah bentuk persatuan dan kesatuan.

Yuwanne, SMAN 5 Madiun

Siswi kelar sebelas ini merasa memperoleh manfaat yang besar dengan ikut kegiatan pendidikan karakter. Karena baru sekali ikut, ia memperoleh banyak hal dan pandangan baru tentang pendidikan karakter, khususnya tentang kepramukaan. “Ternyata pramuka itu tidak monoton, yang paling seru bisa mengenal pelajar-pelajar se Jawa Timur, kita saling mengenal budaya masing-masing.” Kata Ketua umum OSIS di sekolahnya. Menurutnya lagi, manfaat yang bisa dipetik dari kegiatan ini adalah kebersamaan, peserta yang awalnya tak percaya diri, setelah didukung oleh teman-temannya menjadi semakin percaya diri.

Ersa Faisal, SMAN 18 Surabaya

Buat Ersha kegiatan ini bagus, menambah wawasan dan peserta menjadi lebih dekat dan tahu seperti apa pendidikan karakter itu, juga lebih mengenal lagi program-program kepramukaan. “Sebelumnya, saya belum pernah ikut pramuka dan eskul kegiatan ini juga baru di sekolah saya. Jadi dengan adanya kegiatan ini sangat membantu sekali menyalurkan hobby saya di bidang kepramukaan. Untuk kegiatan fisik sih tidak ada masalah, games-gamesnya menarik. Banyak kegiatan yang fun sekaligus mendidik. Di sini kita memeroleh banyak pembelajaran tentang arti hidup yang sesungguhnya.” Ujar sekretaris bidang OSIS di sekolahnya. Rinda/Fanny.

Kemah Remaja Pendidikan Karakter D.I Yogyakarta

Kemah Remaja Pendidikan Karakter Provinsi D.I Yogyakarta dilaksan`kan pada 11-13 Desember 2011, tepatnya di Hotel Sahid Raya Yogyakarta. Peserta kemah remaja terdiri dari perwakilan SMA Se-DIY yang berjumlah lebih dari 200 siswa. Kegiatan ini dibuka oleh Perwakilan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta yang diwakili Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga provinsi DIY, Drs. R. Kadarmanta Baskara Aji.

Materi pendidikan karakter yang disampaikan dalam kegiatan ini adalah tentang pembentukan karakter dan kepribadian dalam diri siswa. Ditambah lagi dengan kegiatan-kegiatan kelompok yang didalamnya berpotensi untuk menumbuhkembangkan sikap gotong royong dan kepemimpinan, seperti kegiatan walking together (jalan bersama) dengan rute jalan sekitar Hotel Sahid Raya Yogyakarta dilanjutkan dengan salaman melingkar. Para siswa antusias dengan acara ini dan berharap memperoleh banyak manfaat untuk disalurkan kepada masyarakat serta warga sekolah. Sidik

trash talk band ....


Band hardcore yang tengah naik daun, Trash Talk, telah teken kontrak bersama label Odd Future Records untuk rilisan terbaru mereka yang dijadwalkan untuk keluar pada musim gugur tahun 2012, '119'. "Odd Future Records bekerja sama dengan hardcore punk seperti Trash Talk seperti yang tengah dikatakan pemilik Odd Future. Jadi, mereka sudah siap dengan apapun konsekuensinya dengan memasukkan band hardcore penghancur tulang dan seorang hadcore niggas kedalam Odd Future seperti Trash Talk. Maksudku, ini masuk akal karena para penggemar Odd Future adalah beberapa niggas. Album baru Trash Talk '119' akan dirilis pada musim gugur ini secara kolektif dengan mereka. Kami juga akan menjalani beberapa tur Eropa sebentar lagi." Sam Bosson mengungkapkan dengan tegas walaupun sedikit dengan nada kasar.

Odd Future Records memang sebelumnya terkenal sebagai label bentukan rapper Tyler The Creator pada tahun 2011 lalu.
Odd Future juga merupakan sebuah grup alternatif hip-hop asal Los Angeles yang digawangi oleh Tyler, The Creator, Hodgy Beats, Left Brain, Earl Sweatshirt, Domo Genesis, Mike G, Frank Ocean. Entah apa yang membuat mereka ingin bekerja sama dengan Trash Talk.

Memasuki bulan Juni nanti, Trash Talk juga akan menggelar tur panjang di Eropa. Mereka akan menyambangi negara-negara seperti Italia, Spanyol, Swiss, Belanda, Jerman, Inggris, Denmark, Belgia, sampai Perancis untuk bergabung bersama band hardcore punk bentukan Keith Morris, OFF!.